Temuan sesar baru di Cianjur kini sedang ramai dibicarakan. Pasalnya, temuan sesar tersebut mempunyai panjang hingga mencapai 9 kilometer. Patahan atau sesar tersebut baru teridentifikasi serta tidak berada dalam bagian sesar aktif lain yang ada di Jawa Barat.
BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan jika gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa barat adalah akibat dari sesar baru yang disebut dengan Sesar Cugenang. Karena patahan atau sesar tersebut melintasi Kecamatan Cugenang, maka patahan ini dijuluki sesar Cugenang.

Fakta Temuan Sesar Baru di Cianjur
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan jika gempa yang memiliki kekuatan magnitudo (M) 5,6 dan telah menjadikan Cianjur porak-poranda itu karena adanya pergeseran Sesar Cugenang.
Panjang sesar tersebut kabarnya mencapai 9 kilometer dan melewati sekitar 9 desa dalam dua kecamatan. Dari Kecamatan Cugenang sampai dengan Kecamatan Cianjur. Berikut ini adalah fakta terkait dengan temuan sesar baru di Cianjur.
1. Baru Ditemukan BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan jika patahan atau sesar tersebut baru teridentifikasi. Selain itu, patahan tersebut juga tidak dalam bagian sesar aktif lain yang ada di Jawa Barat.
2. Panjang Patahan 9 Kilometer
Temuan sesar baru tersebut mempunyai panjang sekitar 9 kilometer dengan melewati hingga 2 kecamatan, yaitu mulai Kecamatan Cugenang hingga Kecamatan Cianjur. Bahkan, radius berbahaya kanan dan kirinya yaitu 300 sampai dengan 500 meter.
Adapun panjangan bentangan sesar tersebut hitungannya berdasarkan kajian strike patahan aktif Cugenang. Hitungan panjang sesar juga berdasarkan pada focal mechanism serta sebaran gempa susulan retakan bagian permukaan, kerusakan bangunan, hingga kelurusan morfologi.
BMKG menggunakan pemantauan udara, termasuk dengan memperhatikan sebaran titik kerusakan serta menyusuri garis. Sehingga bisa mengetahui sesar yang baru teridentifikasi ini terlihat membentang sepanjang 9 kilometer.
3. Melintasi 9 Desa, 2 Kecamatan
Sesuai dengan hasil survei dan kajian BMKG, teridentifikasi jika patahan aktif atau Sesar Cugenang tersebut melintasi sebanyak delapan desa dalam 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Cugenang. Kemudian, satu desa lagi di Kecamatan Cianjur.
Nah, sesar atau patahan sepanjang 9 km tersebut melintasi 9 desa, antara lain Desa Cibeureum, Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Benjot, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Nyalindung, hingga Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang.
Patahan tersebut juga melintas pada kawasan lain, yaitu satu desa dari Kecamatan Cianjur, Desa Nagrak.
4. Memicu Gempa Cianjur
BMKG juga menyebutkan jika gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 5,6 yang mengguncang Cianjur pada hari Senin, 21 November 2022 tersebut akibat dari patahan atau sesar baru di Cianjur yang banyak orang sebut dengan Sesar Cugenang.
Patahan sepanjang 9 kilometer ini pergerakannya juga memicu gempa susulan. Bahkan sampai saat ini sudah terjadi gempa susulan sebanyak 402 kali. Adapun kekuatan guncangan gempa susulan paling besar yaitu berkekuatan 4,3 magnitudo dan paling kecil berkekuatan 1.0 magnitudo.
5. Guncangan Menelan Korban Jiwa hingga Rumah Rusak
Gempa Cianjur dengan kekuatan magnitudo 5,6 yang merupakan akibat dari aktivitas Sesar Cugenang ini telah menelan banyak korban jiwa dan banyak rumah warga Cianjur yang mengalami kerusakan parah.
Sesuai dengan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kawasan Cianjur yang terjadi gempa telah tercatat sebanyak 334 orang meninggal dunia dan sebanyak delapan orang masih hilang.
Adapun, untuk korban luka berat sudah mencapai 593 orang dengan 41 orang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit. Bahkan, tercatat terdapat 114 ribu warga yang mengungsi.
Gempa Cianjur juga mengakibatkan sebanyak 55.391 rumah rusak. Ada yang mengalami rusak parah, rusak sedang, hingga rusak ringan.
6. Area Patahan Harus Steril
BMKG juga merekomendasikan agar sebanyak 9 desa yang terkena lintasan patahan itu harus steril atau dikosongkan dari bangunan pemukiman. Khawatirnya, sesar akan kembali aktif sehingga mendatangkan gempa yang besar.
Adapun kawasan dalam zona berbahaya ini bisa dijadikan sebagai lahan persawahan, resapan, maupun untuk konservasi. Tujuannya sangat baik, yaitu untuk keselamatan warga.
Jadi, sewaktu-waktu terjadi gempa, maka tidak akan ada lagi bangunan-bangunan yang runtuh di kawasan ini.
Temuan sesar baru di Cianjur sepanjang 9 km ini bisa menjadi peringatan untuk desa-desa yang terlintas oleh patahan ini agar lebih waspada.