Misteri keluarga Kalideres saat ini telah terungkap. Polda Metro Jaya telah mengumumkan hasil akhir penyidikan terhadap kematian satu keluarga Kalideres dengan beranggotakan empat orang. Kepolisian mengungkapkan tidak menemukan adanya unsur tindak pidana. Adapun hasil penyidikan mengungkapkan bahwa kematian satu keluarga tersebut juga tidak menemukan adanya indikasi bunuh diri maupun pembunuhan.
Hal ini berdasarkan kesimpulan penyidik disertai dukungan tim laboratorium forensik, tim kedokteran forensik, tim psikologi forensik, serta ahli sosiologi agama. Saat ini kepolisian secara resmi menghentikan proses investigasi terhadap kasus kematian keluarga Kalideres untuk kedepannya.
Misteri Keluarga Kalideres Telah Terungkap, Sejumlah Spekulasi Terpatahkan
Polisi telah berhasil tuntaskan penyidikan kasus kematian 4 orang satu keluarga Kalideres, Jakarta Barat. Penyebab kematian satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, paman, dan anak ini sudah terungkap, meski awalnya hanya jadi misteri. Rangkaian penyelidikan sudah berlangsung selama 1 bulan lebih, hingga akhirnya pihak kepolisian dapat menarik kesimpulan tentang penyebab kematiannya. Keluarga Kalideres dinyatakan meninggal secara wajar dan tidak menemukan adanya pidana dalam kasus tersebut.
Penemuan mayat keempat korban tersebut pada tanggal 10 November 2022. Jasad paman saat itu ada di ruang tengah, jasad ibu dan anak berada dalam kamar depan, serta jasad ayah dalam kamar belakang. Kondisi jasad ayah serta ibu saat itu juga telah mengalami mumifikasi. Sebelumnya sejumlah spekulasi terkait misteri kematian keluarga Kalideres pernah bermunculan, namun spekulasi tersebut telah terpatahkan. Berikut ini adalah sejumlah faktanya.
Kasus Cukup Rumit
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi telah memberikan pernyataan terkait kematian satu keluarga Kalideres tergolong kasus cukup rumit. Kepolisian turut melibatkan sejumlah ahli untuk mengungkapkan kematian keluarga Kalideres. Tim ahli membutuhkan waktu untuk meneliti setiap item barang bukti yang penyidik temukan. Penyidik dan tim ahli juga meneliti setiap temuan yang ada dengan cermat.
Bukan Penganut Sekte
Spekulasi-spekulasi awalnya bermunculan terkait kematian keluarga ini. Salah satunya menganggap bahwa keluarga ini telah menganut sekte. Namun, spekulasi tersebut kini telah terpatahkan. Pakar sosiolog agama, Jamhari MA memastikan jika keluarga ini tidak menganut sekte, apalagi apokaliptik. Keluarga ini orang normal yang bisa meninggal secara wajar karena mengalami penyakit dan yang lain-lain.
Misteri keluarga Kalideres ini terungkap dengan fakta bahwa keluarga ini memang sangat tertutup dan mengisolasi diri. Dari keterangan para saksi, keluarga ini cenderung tertutup dengan lingkungan, apalagi sejak adanya pandemi COVID-19 sehingga membuat orang cenderung mengisolasi diri. Fakta yang lainnya, penemuan beberapa buku agama, mungkin keluarga ini yang membaca atau sedang menggelutinya. Terdapat buku-buku dari agama Kristen, agama Islam, serta agama Buddha. Namun tidak ada yang aneh dan istimewa dari buku tersebut.
Meninggal Secara Wajar
Sementara itu, berdasarkan penyelidikan tim psikologi forensic menyatakan bahwa 4 orang keluarga di Kalideres meninggalnya wajar. Tim menjelaskan pihaknya lakukan autopsi psikologi dari empat korban tersebut. Proses autopsi psikologi dalam rangka mengetahui penyebab atau rating lethality keempat jenazah tersebut.
Tak Ada Zat Beracun pada 4 Jasad Korban
Polisi mengungkapkan hasil akhir penyelidikan terkait misteri keluarga Kalideres yang meninggal ‘mengering’. Polisi tidak menjumpai adanya bahan beracun pada jasad keempat korban, termasuk DNA lainnya. Hasil akhir penyelidikan tersebut setelah melakukan pemeriksaan ahli kimia biologi forensik (Kimbiofor) Puslabfor Polri pada organ tubuh yang sudah meninggal.
Berdasarkan urutan waktu meninggalnya korban untuk yang pertama kali yakni Rudiyanto. Selanjutnya istrinya Reny Margaretha dan Budiyanto menyusul. Sementara yang terakhir menyusul yakni Dian. Rudiyanto meninggal akibat perdarahan saluran pencernaan, Renny Margaretha ada kelainan payudara, dan Budiyanto serangan jantung. Untuk yang terakhir, Dian karena gangguan pernapasan.
Ketua Tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumawardhani turut menambahkan. Kondisi yang sakit serta kepasrahan secara psikologi tersebut yang membuat satu keluarga itu meninggal secara berurutan dan alami. Selain itu, keluarga tersebut ternyata mengasingkan diri dari kerabat-kerabatnya selama dua dekade terakhir atau sekitar 20 tahunan jadi komunikasi dengan kerabatnya sudah terputus.
Inilah yang menyebabkan keluarga ini sungkan dan enggan meminta pertolongan atau dukungan. Hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia dalam rumah pada 10 November 2022 lalu. Namun saat ini misteri keluarga Kalideres sudah terungkap, bahkan kasusnya sudah resmi tutup.